Jumat, 21 Maret 2014

MEMORIAN OF BALI (Jilid 1)

        Namaku ikadek didik kardiasa,aku lahir di Bali,6april 18tahun yang lalu. Tetapi aku tinggal di Sulawesi tengah sejak kecil sampai lulus SMA . Aku ingin sekali melanjutkan studi di tanah kelahiranku . Awalnya kedua orang tuaku tidak menyetujui niatku ini, namun aku terus berusaha membujuknya agar aku diizinkan. Akhirnya kedua orang tuaku mengizinkan, demi cita-citaku. Setelah pengumuman aku lulus, segera ku urus surat keterangan lulusku. Setelah selesai kuurus semua, tanggal 23 mei 2011 aku berangkat dari Luwuk , Sulawesi tengah menuju ke Bali

     Tanggai 27 mei aku sampai di Bali . Rasanya seperti mimpi yang jadi nyata . membuat batin ku terasa bebas, lepas dan merdeka. Beberapa hari diBali aku merasa kesepian, karena dikost sendirian ditinggal kerja. Namun,aku berusaha keluar mencari udara segar, aku berjalan menuju kost bibiku. Sesampai disana aku bertanya tanpa malu, bertanya tentang sesuatu tentang Bali.namun bibiku hanya  tersenyum  tidak menjawab pertanyaanku.

      Beberapa hari kemudian kakak sepupuku datang dari nusa. Dia datang tidak ada kepentingan ,hanya untuk melihatku saja agar dia tahu aku . karena dia tidak pernah melihat diriku. Kemudian aku diajaknya jalan-jalan .Aku diajaknya keSanur lalu keKuta , disana aku menikmati panorama pantai yang indah.

       Tanggal 29 juni aku tiba diNusa Penida, tepatnya di desa pekraman sebunibus. Keesokan harinya aku melaksanakan persem bahyangan yang diadakan di merajan setiap 6 bulan sekali. Aku sangat senang bisa sembahyang di tanah kelahiranku, tapi disisi lain aku merasa sedih karena tidak bisa melaksanakan persembahyangan dengan kedua orang tuaku yang jauh berada diSulawesi Tengah. Namun aku berusaha menghilangkan kesedihanku sejenak. Aku pergi ke “DAGAN” (begitu sebutan orang disini untuk belakang rumah) karena disana banyak pepohonan yang bisa memberikan kesejukan bagi diriku.
Sungguh indah pemandangan Nusa Penida bagiku. Namun aku masih penasaran dengan indahnya panorama indah Nusa Penida lainnya.

       Tanggal 5juli 2011 adalah hari penampahan Galungan , dimana umat Hindu pada saat itu melakukan pemotongan hewan sebagai korban suci persembahan kepada Tuhan, sebagai rangkaian acara Galungan. Pada saat itu aku pertama kali merayakan galungan di tanah kelahiranku. Seharusnya aku bahagia, namun apa daya kedua orang tua yang jauh menjadi  sumber kesedihanku. Ternyata berat rasanya jauh dari orang tua.
         Tanggal 6 juli 2011,Galungan’s Day. Pada hari itu kegiatanku dimulai dari pagi hari sekitar pukul  07.00 WITA. Aku pergi sembahyang kesemua pura yang ada ditempat tinggalku. Pertama aku mulai dari pura Dalem, kemudian ke Ratu Gede, lalu Bukit Buluh, setelah itu keBanjar Dangin, lalu keMerajan(tepatnya aku kurang tahu), kemudian ke Pura Penataran Pande, lalu kePura Ibu, lansung menuju Kalangan, Setelah itu menuju Pura Puseh yang letaknya agak jauh. Tetapi aku berjalan kaki dengan penuh suka ria, setelah sekian menit akhirnya aku sampai juga ketempat tujuan yaitu Pura Puseh. Setelah selesai sembahyang aku berjalan menuju rumah(tepatnya Bokit Kangin).
Aku ingin sekali sembahyang ke Pura Penataran Ped, tapi sayang aku tidak tahu tempatnya. Ku cari teman untuk diajak kesana, tidak ada yang mau. Karena mereka semua sudah kesana. Satu hari aku keliling tanpa tujuan, SMS orang tidak dibalas. Aku duduk disebuah pos kamling sambil menonton TV. Awalnya disana aku bersama teman, tetapi tidak lama dia pulang kerumahnya katanya mau minta uang kepada orang tuanya. Akupun duduk hanya ditemani para orang tua yang asyik mengobrol, salah satu dari mereka adalah pamanku.

         Setelah lama kemudian aku pulang bersama pamanku kerumahnya. Setelah duduk beberapa menit, aku diajak sembahyang kePura Goa Giri Putri. Aku senang sekali karena menurut cerita orang yang pernah kesana termasuk orang tuaku, disana adalah tempat persembahyangan yang sangat indah, karena pura berada didalam Goa(perut bumi). Setelah sampai disana aku terkejut melihat pintu masuk Goa yang sempit, rasanya tubuhku tidak bisa masuk kedalam Goa tersebut. Kebesaran Sang Hyang Widdi, aku bisa masuk dengan mudah. Setelah sampai didalam Goa, aku Kagum terperangah melihat keindahan Tempat Suci Semegah dan seindah itu. Yang lebih menarik lagi, menurut cerita didalam sana ada sebuah tempat  untuk meminta permohonan. Dan konon katanya setiap permintaan pasti akan terkabul. Akupun menyempatkan diri untuk ikut meminta permohonan kepada Hyang Pencipta, permohonan yang ingin sekali aku wujudkan. Semoga permohonanku terkabul, Awignamastu.

       Pulang dari tempat itu aku merasa belum puas jika aku belum (pergi Tangkil ke) pura Penataran PED. Aku sempat mengajak bibiku Tangkil kesana, Beliau tidak mau karena beliau sudah kesana dan bertepatan Canang untuk Sembahyang sudah habis. Hari malam akupun pulang ke Bokit Kangin, sesampai disana aku tidur hingga pagi.
Tanggal 7 juli 2011,Akhirnya aku ada teman untuk diajak ke pura Ped, dia adalah sepupuku Agus namanya. Aku segera mandi dengan sukaria, setelah itu bersiap mengenakan pakaian sembahyang. Setelah siap aku berangkat dengan kendaraanku Astrea Gren milik saudaraku. Sesampai disana aku terperangah untuk yang kedua kalinya, sungguh luar biasa bangunan pura ped, Indan lan Elegan. Setelah sembahyang disana hatiku merasa tenang dan puas.

        Ku lanjutkan ceritaku pada hari raya kuningan tanggal 16-07-2011, awal kegiatanku mulai dari pagi hari . sekitar pukul 07.00 WITA, aku pergi keSanur untuk mandi membersihkan badan. Karena upacara itu selalu ku lakukan setiap kuningan. Dan aku percaya dengan itu. Setelah mandi, aku pergi sembahyang kepura yang ada diSERANGAN …Sebelumnya aku mampir dulu ke pura persimpangan Dalem Ped Sampai disana aku dan teman-teman mengantre kurang lebih 5 menit. Kemudian masuk kedalam pura dan memulai persembahyangan yang dipimpin oleh seorang Pemangku. Setelah selesai disana, aku dan kakak sepupuku menuju pura Jagat Nata. Aku sembahyang disana, lalu menuju tempat makanan,,, hehehe…… maklum cacing dalam perut sudah pada Demo,,,,,

      Beberapa bulan kemudian, aku kembali pulang ke nusa, dalam rangka pernikahan saudara sepupuku yang bernama gejul. Aku diantar ke sanur olehnya. Akupun segera naik jukung, beberapa saat kemudian ketika ku ambil Hp, astaga…. Hp-ku tergelincir ke laut. Sungguh sedih ku saat itu. Kurang lebih 3 minggu aku tidak memegang alat komunikasi tersebut. Kemudian aku punya rezeki, akupun membeli Hp lexus. Baru beberapa hari aku gunakan, hp-ku rusak kalau orang moilong berkata”depe layar so putih samua”.
Beberapa bulan dibali aku hanya tahu sanur dan renon. Pada tanggal 10 oktober 2011, aku diajak ke Tirta Empul(Tampak Siring). Aku kesana bersama 2 orang spupuku. Sampai ditempat itu, kami pun segera melukat(membersihkan diri) ditempat yang telah tersedia. “Really beautiful the first adventure in Bali’s island”. Tapi gak sampai disitu aj ceritaku, keesokan harinya, aku diajak ketempat itu lagi oleh teman-temanku. Sungguh tenangnya jiwa jasmani dan rohaniku ketika berada ditempat itu. Kalian semua harus kesana, ok.

      Ciuhi…. Tanggal 30 oktober 2011 hari yang mengasyikkan bagiku. Kamu tahu kenapa? Karena pada hari itu adalah hari pertamaku ke TANAH LOT. Dan pada saat itu ku mulai belajar ambil gambar dengan kamera NIKON milik BOS-ku yang bernama Apel. Oh, senangnya melihat pemandangan indah seperti ini.
Sungguh aku tak tahu cobaan ap yang TUHAN berikan kepadaku. Sepatuku hilang dkost, memang sih keteledoranku menyimpan barang sembarangan. Tapi koc tega-teganya orang mengambil sepatu jelek seperti itu…