MAKALAH
PENDIDIKAN AGAMA HINDU
(Konsep Tri Hita Karana dalam kehidupan Sehari-hari)
Dosen : I Made Agus Adi Prawira, S.Ag
Disusun oleh:
Nama : I Kadek Didik Kardiasa
Nim : 110010348
Kelas : Q111
STIMIK STIKOM BALI
Jl. Raya Puputan No.86 Renon, Denpasar-Bali
Telp.(0361) 244445 Fax.(0361) 264773
2011/2012
KATA PENGANTAR
Om Suastiastu,
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Ida Sang Hyang Widhi Wasa, karena atas asung kerta warenugraha-NYAlah sehingga saya dapat menyelesaikan tugas tepat pada waktunya. Adapun judul makalah yang saya buat adalah”Tri Hita Karana”. Judul tersebut merupakan judul yang telah ditentukan oleh bapak I Made Agus Adi Prawira, S.Ag(selaku Dosen Agama Hindu) kepada 5 orang dikelas Q111. Saya adalah salah satu orang yang mendapatkan judul tersebut dalam penyelesaian tugas ini.
Tri Hita Karana merupakan salah satu dari sekian banyak ajaran Agama Hindu. Namun banyak umat Hindu yang mengabaikan ajaran tersebut. Entah pengaruh globalisasi ataupun pengaruh yang lainnya. Tri Hita Karana merupakan pondasi untuk mencapai tujuan akhir umat Hindu yaitu ”Moksa”. Jadi, saya akan coba mengulas tentang ajaran ”Tri Hita Karana” serta penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Selain untuk kepentingan saya pribadi, makalah ini saya buat untuk dibaca oleh pelajar, mahasiswa serta masyarakat pada umumnya, terutama yang awam dengan kata”Tri Hita Karana”. Agar lebih mengerti dan paham tentang ajaran tersebut. Setelah membaca makalah saya ini, saya mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah saya yang selanjutnya.
Sekian dan terima kasih, saya akhiri dengan pramasantih.
Om Santih, santih, santih Om.
Denpasar, 16 Desember 2011
Penulis
I Kadek Didik Kardiasa
ii
DAFTAR ISI
Halaman Judul
Kata Pengantar..................................................................................................................................ii
Daftar Isi..........................................................................................................................................iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang..........................................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................................1
C. Tujuan....................................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tri Hita Karana....................................................................................................2
B. Bagian-bagian Tri Hita Karana................................................................................................2
C. Penerapan Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari........................................................3
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan............................................................................................................................6
B. Saran-saran.............................................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Seiring perkembangan zaman yang sangat modern ini, perkembangan teknologi juga semakin pesat, namun tidak dengan pengetahuan agama. Pengetahuan agama semakin lama semakin kurang, bahkan anak muda sekarang banyak yang acuh tak acuh terhadap pengetahuan agama. Mereka lebih mementingkan teknologi dibandingkan agama. Padahal itu merupakan perkataan yang salah. Karena perkembangan teknologi dengan agama saling berhubungan. Seperti pepatah mengatakan ”teknologi tanpa agama buta sedangkan agama tanpa teknologi akan lumpuh”. Kita sebagai umat Hindu perlu mengetahui ajaran-ajaran agama kita. Salah satunya adalah mempelajari ajaran menjalin hubungan yang harmonis kepada semua yang berada pada alam semesta ini dan yang menciptakan alam semesta.
Ajaran tersebut adalah ”Tri Hita Karana”. Dalam pembahasan makalah saya ini, saya akan coba membahas tentang pengertian,bagian,serta penerapan Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari. Agar pembaca mengetahui apa yang di maksud dengan Tri Hita Karana, apa saja bagian-bagian Tri Hita Karana, serta bagaimana penerapannya dalam kehidupan sehari-hari.
Sebagai umat yang beragama, sangatlah penting bagi kita untuk menjalin hubungan yang harmonis kepada Tuhan, kepada sesama manusia,serta hubungan harmonis dengan lingkungan sekitar. Kaena dengan mempelajari,memahami, serta menjalankan konsep Tri Hita Karana,maka secara otomatis kita akan mendapat pengantar untuk mencapai moksa.
B. Rumusan masalah
v Apa yang dimaksud dengan Tri Hita Karana?
v Sebutkan dan jelaskan bagian-bagian Tri Hita Karana?
v Bagaimanakah penerapan Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari?
C. Tujuan
v Untuk menyelesaikan tugas dari bapak I Made Agus Adi Prawira, S.Ag
v Untuk mengetahui pengertian Tri Hita Karana.
v Untuk menjelaskan bagian-bagian Tri Hita Karana.
v Menjelaskan penerapan Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari.
1
BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Tri Hita Karana
Kata Tri Hita Karana berasal dari bahasa sansekerta dari 3 kata yaitu TRI,HITA,dan KARANA. TRI yang artinya tiga, HITA yang artinya kebahagiaan, dan KARANA yang artinya penyebab. Jadi, Tri Hita Karana yang artinya Tiga penyebab yang menyebabkan seseorang akan bahagia. Namun, para umat Hindu banyak yang mengartikan Tri Hita Karana adalah tiga hubungan yang harmonis yang harus di jalin oleh umat manusia di kehidupan ini. Tetapi semua pengertian itu sama yaitu untuk mencapai kebahagiaan.
B. Bagian-bagian Tri Hita Karana
Bagian-bagian Tri Hita Karana adalah sebagai berikut:
1. Parahyangan
Kata Parahyangan berasal dari bahasa sansekerta, dari kata ”Hyang”,yang berarti Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Jadi, kata parahyangan berarti hubungan yang harmonis dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Dengan demikian kita harus menjalin hubungan yang harmonis dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa, dengan cara menjalankan perintah-NYA dan menjauhi larangan-NYA.
2. Pawongan
Kata Pawongan berasal dari bahasa sansekerta, dari kata”Wong”,yang berarti orang atau manusia. Jadi, kata pawongan berarti hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesama manusia. Dengan demikian kita harus menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama manusia, dengan cara saling menghormati dan saling menghargai satu sama lain.
3. Palemahan
Kata palemahan berasal dari bahasa sansekerta, dari kata”Lemah”,yang berarti lingkungan sekitar/alam semesta. Jadi, kata palemahan berarti hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungan sekitar/alam semesta. Dengan demikian selain
2
menjalin hubungan yang harmonis denga Tuhan dan sesama manusia kita juga harus menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan sekitar/alam semesta dengan cara menjaga lingkungan sekitar dari kerusakan.
C. Tri Hita Karana dalam kehidupan sehari-hari
Tri Hita Karana dapat diwujudkan dalam kehidupan sehari-hari, yaitu dengan cara sebagai berikut:
1. Parahyangan
Parahyangan merupakan hubungan yang harmonis antara manusia dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa. Bagaimana cara menjalin hubungan yang harmonis dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa? Cara menjalin hubungan yang harmonis dengan Ida Sang Hyang Widhi Wasa adalah sebagai berikut:
· Sembahyang Tri Sandya 3 kali sehari
· Bertirta yatra
· Menyanyikan kidung suci
· Membaca, memahami dan menjalankan isi kitab suci Veda
· Mebanten setiap hari raya nityakarma maupun naimitika karma
· Beryajna secara tulus ikhlas(nitya yajna maupun naimitika yajna)
· Melakukan tapa/semadhi
· Membersihkan tempat suci
· Tidak meminum minuman keras
· Tidak mencuri
· Tidak membunuh
· Dan lain-lain sebagainya.
2. Pawongan
Pawongan merupakan hubungan yang harmonis antara manusia dengan sesama manusia. Bagaimana cara menjalin hubungan yang harmonis dengan sesame manusia? Itu gampang saja, Cara menjalin hubungan yang harmonis dengan sesama manusia adalah sebagai berikut:
· Saling menghormati satu sama lain
· Saling menghargai satu sama lain
· Sopan santun
3
· Ramah tamah
· Gotong royong(saling membantu)
· Kasih sayang yang tulus
· Berani berkorban demi teman
· Tidak iri hati dengan orang lain
· Tidak dengki dengan orang lain
· Dan lain-lain sebagainya
3. Palemahan
Palemahan merupakan hubungan yang harmonis antara manusia dengan lingkungan sekitar/alam semesta. Bagaimana cara menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan sekitar/alam semesta? Cara menjalin hubungan yang harmonis dengan lingkungan sekitar/alam semesta adalah sebagai berikut:
· Rajin membersihkan kamar tidur saat bangun tidur
· Membersihkan kamar mandi
· Membersihkan halaman rumah(depan,samping maupun belakang rumah)
· Membuang sampah pada tempatnya
· Menjaga kebersihan taman
· Menjaga kebersiahan sekolah maupun kampus
· Merawat tanaman(menyiram, memupuk,dan menjaga keindahan tanaman)
· Melakukan penghijauan
· Tidak menebang hutan sembarangan
· Dan lain sebagainya.
Jika semua itu sudah dilakukan, astungkara akan tercipta hubungan yang harmonis dalam kehidupan ini. Serta akan terwujudnya kehidupan yang damai, tentram, aman dan sejahtera. Dengan demikian sangatlah penting menjalin hubungan yang harmonis kepada Ida Sang Hyang Widhi Wasa, kepada sesama manusia serta dengan alam semesta.
Mengambil tema Tri Hita Karana, saya menyisipkan kutipan lagu dari bang Ebiet G.A.D sebagai berikut:
4
…
Barang kali disana ada jawabnya
Mengapa di tanahku terjadi bencana
Mungkin Tuhan mulai bosan
Melihat tingkah kita
Yang selalu salah dan bangga dengan dosa-dosa
Atau alam mulai enggan
Bersahabat dengan kita
Coba bertanya pada rumput yang bergoyang
Dari kutipan lagu diatas dapat saya ambil intisarinya adalah jika kita tidak menjalin hubungan yang harmonis kepada Tuhan, sesama manusia serta pada lingkungan sekitar maka akan terjadi bencana dimana-mana. Contohnya, jika tidak menjalin hubungan harmonis kepada tuhan maka tuhan akan menegur dengan hujan,banjir, ataupun bencana yang lainnya. Jika tidak menjalin hubungan yang harmonis kepada sesama manusia, maka akan terjadi bentrokan dimana-mana. Dan jika tidak menjalin hubungan yang baik dengan alam, misalnya menebang hutan sembarangan maka akan terjadi Erosi.
5
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan
Dari pembahasan diatas dapat saya simpulkan bahwa sangatlah penting untuk kita mempelajari konsep Hubungan yang harmonis(Tri Hita Karana) dalam kehidupan ini. Karena dengan menjalin hubungan yang harmonis dalam kehidupan ini merupakan dasar untuk mencapai kehidupan yang damai, tentram, aman dan sejahtera.
Dengan mengetahui konsep Tri Hita Karana, kita jadi lebih paham dan mengerti tentang konsep ini. Sehingga kita akan berusaha untuk mengamalkan dan menjalankan konsep Tri Hita Karana sebagai mana mestinya untuk mencapai kebahagiaan lahir dan bhatin baik secara SKALA dan NISKALA.
B. Saran-saran
Dengan berakhirnya penyusunan makalah saya ini, saya memberikan sedikit saran kepada:
a. Dosen
Saya menyarankan kepada para dosen agama Hindu, agar tidak bosan-bosannya mengajarkan konsep Tri Hita Karana kepada mahasiswanya. Agar para mahasiswa lebih paham dan mengerti apa sebenarnya Hubungan yang Harmonis itu.
b. Mahasiswa
Kepada Mahasiswa, saya menyarankan agar selalu belajar tentang konsep-konsep agama khususnya konsep Tri Hita Karana. Karena konsep ini sangat berguna dalam kehidupan ini untuk mencapai kebahagiaan secara lahir maupun bhatin.
c. Masyarakat umum
Kepada masyarakat umum, jagalah selalu keamanan desa pada khususnya dengan cara menjalin hubungan yang harmonis kepada semua yang terlibat disana. Bangunlah masyarakat yang aman, damai, dan sejahtera.
Demikianlah makalah yang saya susun, jika ada kesalahan-kesalahan dalam penyusunan makalah saya ini, saya mohon maaf yang sebesar-besarnya dan saya sangat mengharapkan kritik dan saran yang sangat membangun demi kesempurnaan penyusunan makalah saya yang berikut-berikutnya. Kritik dan saran bisa disampaikan ke e-mail: Didikkardiasa@yahoo.com. Dan akhir kata saya ucapkan terima kasih.
6
DAFTAR PUSTAKA
Didik, I Kadek Kardiasa,2011: makalah”Konsep Tri Hita Karana dalam kehidupan umat Hindu”, Printing. Bali,Denpasar
Widnyana, I Made 1999 : Pemberdayaan Lembaga Adat Dalam Menghadapi Era Globalisasi, Materi MatrikulasiPra-Pasca, Program Pasca Sarjana kajian Budaya,Universitas Udayana, Denpasar, 20 juli1999
Google.com